Beranda > Uncategorized > Dilema Obama Pada Peringatan 8 Tahun Serangan 9/11, Always Remember !

Dilema Obama Pada Peringatan 8 Tahun Serangan 9/11, Always Remember !

07/09/2009

amd_obama_portrait

OLEH : MEGA SIMARMATA, Direktur & Pemimpin Redaksi KATAKAMI

Presidential Proclamation National Days Of Prayer & Remembrance 2009

(KATAKAMI 6/9/2009) Always remember ! Ya, itulah sebuah kalimat yang paling pantas digunakan jika berbicara tentang serangan keji 11 September 2001 yang menewaskan ribuan orang. Serangan terorisme yang menelan ribuan korban jiwa dan meluluh-lantakkan sebuah negara adidaya yang sepanjang masa sesungguhnya sangat disegani oleh negara mana saja di dunia ini.

Yang patut diingat dari serangan 9/11 itu, bukan cuma soal kekejaman dari Osama Bin Laden dan konco-konconya. Tetapi yang lebih utama adalah ribuan korban yang diberangus oleh kekejaman terorisme yang tak sungguh berperikemanusiaan.

Ketika serangan itu terjadi, satu-satunya televisi di Indonesia yang menyiarkan secara langsung adalah METRO TV. Semua tersentak. Semua terkejut. Semua bersedih. Semua merasa ikut “tersakiti”.

Dunia mengutuk serangan 9/11 itu !

Bisakah dibayangkan, bagaimana kepanikan dari para korban di detik-detik terakhir hidup mereka saat serangan itu terjadi ? Apalagi yang berada di ketinggian gedung-gedung pencakar langit. Sebagian terjun bebas dari atas karena sudah sangat frustasi. Sebagian mati terbakar karena api yang berkobar begitu ganas. Dan hanya dalam hitungan detik, gedung yang menjulang tinggi itu luluh lantak.

Rata dengan tanah ! Agak sulit diterima oleh akal sehat, jika tragedi 9/11 itu dilupakan. Tidak cuma Amerika, siapapun didunia ini akan mengingat brutalisme serangan yang dirancang dan dilakukan secara destruktif sekali.

 

Tak ada yang bisa dibanggakan dari serangan 9/11 itu.

Apa yang mau dibanggakan Osama Bin Laden dan konco-konconya terkait serangan 9/11 itu  ?

Tidak ada !

Terorisme adalah sebuah kejahatan kemanusiaan yang harus diperangi sampai akhir hayat. Terorisme adalah sebuah kekejaman yang mengangkangi hukum, ham, nilai-nilai kemanusiaan dan universal.

Serangan 9/11 akan menjadi luka yang “abadi” di hati setiap rakyat Amerika.

Itu pasti !

mp_main_wide_CheneyBushRoseGarden

Dan luka itu, tidak cuma menjadi luka di hati mantan presiden George W. Bush, mantan wapres Dick Cheney dan anggota kabinet mereka dulu. Luka atas kekejaman tragedi 9/11 itu adalah luka bagi semua rakyat Amerika dan warga dunia.

Terutama bagi keluarga korban. Mereka pasti akan menangis sedih setiap memperingati tanggal 11 September.

Akan selalu ada airmata, kerinduan dan perihnya mengenang anggota keluarga yang menjadi korban.

Akan selalu ada “rasa missing”, rasa kehilangan yang begitu menyesakkan dada.

Barangkali mereka tidak tahu bahwa anggota keluarga mereka yang menjadi korban keganasan serangan 9/11 di alam baka, juga sangat “merindukan” keluarga dan orang-orang terdekat mereka yang masih hidup didunia ini.

Perpisahan diantara mereka adalah perpisahan yang diciptakan dan dipaksakan oleh kekejaman terorisme yang tak ubahnya merupakan sebuah kebiadaban yang tingkatannya paling tinggi.

 

Kalau mau jujur, ada sisi baik dari Bush ketika serangan 9/11 itu terjadi. Semua melihat, bagaimana Bush secara tulus dan sangat “menyentuh hati” mendatangi lokasi serangan, merangkul setiap keluarga korban dan mengajak rakyat Amerika untuk “bersatu”.

Tetapi yang mungkin dilupakan oleh Bush (dan Cheney) adalah peradaban dunia akan menjadi nihil dan sia-sia jika penegakan hukum dinistakan atau ditiadakan dalam menangani setiap kejahatan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai apapun juga di muka bumi ini.

Tidak bisa, jika atas nama dendam dan sakit hati maka WAR ON TERROR di wujukan dengan cara menyiksa siapa saja yang dicurigai menjadi bagian dari jaringan terorisme.

Tidak bisa, jika atas nama komitmen dan tanggung-jawab melindungi bangsa dan rakyat Amerika, maka semua metode kekerasan yang melanggar hukum diperintahkan untuk dilakukan menghajar dan membantai siapa saja yang dicurigai sebagai orang yang menjadi mata rantai jaringan terorisme.

hero_AMA

Delapan tahun peringatan serangan 9/11 tampaknya menjadi DILEMA yang sangat pelik bagi Presiden Barack Hussein Obama.

Langkah apapun yang diambil Obama (demi kebaikan dan penegakan hukum), sekarang sudah menjadi bias dan serba dipolitisir.

Saat Obama melarang semua tindak kekerasan dalam metode interogasi tahanan terorisme di penjara Guantanamo misalnya, langsung dalam sekejap muncul reaksi sinisme dari kubu Bush dan Cheney.

Obama dianggap “sok tahu” oleh kubu Bush dan Cheney karena metode kekerasan dalam proses investigasi kasus terorisme itu justru dianggap sebagai bagian dari upaya melindungi bangsa dan rakyat Amerika !

Oh really ? Ah yang benar ?

Apakah menggunakan metode interogasi WATER BOARDING atau lewat cara bengis menggunakan BOR LISTRIK, adalah bagian dari kecerdasan dan unjuk gigi untuk memamerkan bahwa Bush & Cheney adalah pemimpin dunia yang paling tahu cara menangani terorisme ?

Apakah dengan menginvasi negara lain atas nama WAR ON TERROR atau perang melawan teror, adalah bagian dari realisasi kegeniusan Bush & Cheney ?

Sudahkah duet pasangan pemimpin masa lalu ini menghitung, berapa jumlah prajurit AMERIKA & pasukan multinasional yang mati dalam operasi bersama di negara-negara yang diinvasi atas inisiatif dan perintah dari Bush di era kepemimpinannya ?

Dan coba dihitung berapa jumlah korban di pihak lawan dan terutama korban di pihak sipil tak bersenjata ?

1-a-water

Jadi untuk apa hukum itu dibuat di muka bumi ini jika ada pemimpin dunia yang enak saja menyiksa, membantai dan menganggap murah nyawa manusia ?

Dendam tak akan pernah menyelesaikan masalah !

Dendam tidak diadopsi dan tidak diatur dalam kitab hukum manapun dimuka bumi ini !

Sekali lagi, hukum yang harus menjadi PANGLIMA di negaranya masing-masing.

Hukum adalah sebuah landasan utama dalam setiap lembaran kehidupan bagi negara manapun didunia ini.

Obama hanya punya waktu 3 bulan lagi untuk menepati janjinya menutup penjara Guantanamo. Presiden AS yang ke-44 ini menghadapi sebuah dilema besar.

Akan mampukah ia menutup penjara sadis itu, di tengah kontroversi yang sangat tajam di negaranya sendiri ?

Kritikan-kritikan yang berbau sinisme dari lawan politik Obama, patutkah dapat diduga bahwa itu adalah strategi tingkat tinggi dari lawan politik Obama untuk menngulur waktu, menunda atau bahkan membatalkan rencana penutupan penjara Guantanamo ?

Tentu ini harus diwaspadai sebagai upaya yang sangat serius dari pihak-pihak yang tidak ingin penjara itu ditutup agar waktu yang akan berlalu ini akan membawa Obama ke dalam sebuah situasi yang tidak memungkinkannya untuk menutup “kamp pembantaian” GITMO.

Yang kini harus dipertanyakan kepada AMERIKA adalah apakah mereka memang secara tulus masih mengingat bagaimana pengorbanan dari seluruh korban serangan 9/11 itu ?

Always remember !

Mengenang serangan 9/11 itu bukanlah dengan cara menciptakan kontroversi yang berkepanjangan dan penuh dengan intrik politik.

Mengenang serangan 9/11 itu bukanlah dengan cara menyodok, memojokkan dan menghantami kepala negara mereka sendiri di hadapan semua warga dunia.

AMERIKA kini menjadi tontonan dunia.

Atas nama persaingan dan dendam politik, cara mereka mengenang serangan 9/11 itu sudah mulai bergeser dari nilai-nilai kemanusiaan yang harusnya mereka lakukan secara tulus.

Apa artinya rasa nasionalisme yang dibangkitkan secara heroik oleh Bush di hari-hari awal — pasca serangan 9/11 pada 8 tahun yang lalu — jika kini mereka bersatu padu menyodok, memojokkan dan menghantami simbol dari bangsa AMERIKA sendiri ?

Always remember !

Kenanglah serangan 9/11 itu secara manusiawi, tulus dan menyentuh hati. Bukan dengan cara yang kasar, kotor dan penuh intrik politik.

Seandainya ada kemauan dan kemampuan untuk mendengar melalui “KESUNYIAN, KESENYAPAN & KEJERNIHAN HATI” dari setiap rakyat Amerika yang kini akan mengenang tragedi 9/11 itu, maka mereka akan dapat mendengar jeritan tangis dan pedihnya kesedihan dari seluruh korban serangan 9/11 itu di alam baka.

1131203628689_ANIMATED_SENDING_PRAYERS_ROSES

Seandainya saja boleh berandai-andai, barangkali ada diantara korban tewas itu yang sampai saat ini menangis pilu seraya berkata, “We want home, Barack ! We want home !”.

Atau, ada yang menjerit histeris, “Mom, where are you, I miss you !”.

Tapi ini semua hanyalah berandai-andai saja. Dan sebagai umat beriman, doa yang tulus dan tak putus-putusnya harus tetap dikirimkan untuk mereka.

Kenang, kenanglah mereka (seluruh korban serangan 9/11), dengan hati yang tulus !

Kenang, kenanglah mereka (seluruh korban serangan 9/11), dengan doa yang tulus !

BUKAN DENGAN INTRIK POLITIK !

(MS)