Ali Muchtar Ngabalin : Polisi Seperti Kejar Target Dalam Menangkapi Teroris

Dimuat Di INILAH.COM tgl 02/07/2008 – 13:13

Oleh : Mega Simarmata
INILAH.COM, Jakarta – Anggota DPR Ali Muchtar Ngabalin menduga penangkapan teroris di Palembang, Sumsel, sebagai upaya Polri untuk memenuhi target sebelum bantuan dana dari AS untuk penanganan terorisme dikucurkan akhir tahun ini.

Ali Muchtar Ngabalin

Ali Muchtar Ngabalin

“Saya tidak ingin memberikan apresiasi terhadap berita penangkapan 7 teroris di Sumsel. Sebab saya dapat kabar bahwa periode Oktober-Desember 2008 nanti rencananya ada kucuran dana dari Amerika Serikat untuk Polri untuk penanganan terorisme. Jadi kan harus ditunjukkan dulu bahwa teroris itu bisa ditangkap,” kata Ngabalin dalam perbincangan dengan INILAH.COM, Rabu (2/7/2008).

Anggota Komisi I DPR ini mengaku heran, kenapa tiba-tiba ada kabar penangkapan di Pulau Sumatera. “Aduh, sudahlah! Tidak ada angin dan tidak ada hujan, tiba-tiba diberitakan ada teroris di Sumatera Selatan. Mau apa sih isu terorisme dihidupkan lagi. Masyarakat di Sumsel sana juga bisa-bisa terkejut … oh ada teroris ya di daerah kami. Kan kita malu sama masyarakat di Sumsel sana,” cetusnya.

Ngabalin meminta Polri tidak terjebak dalam agenda Amerika Serikat terkait penanganan terorisme. Apalagi isu terorisme dapat menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.

“Saya ini jadi curiga, apakah penangkapan ini desain dari Densus 88 Anti Teror Polri juga, biar seolah-olah mereka bekerja. Kata kuncinya ya ini sajalah, apakah Indonesia mau terus menerus menjalankan kemauan Amerika Serikat terkait counter terrorism. Densus 88 ini kayak kehabisan isu saja. Jadi kalau memang mau meningkatkan kinerja, silakan saja tetapi jangan ada rekayasa,” lanjut Ngabalin

Sementara Kadiv Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira yang dihubungi INILAH.COM membantah bahwa penangkapan teroris di Sumsel terkait rencana bantuan dana dari Amerika Serikat.

“Kata siapa itu? Tidak benar demikian, saya bisa tegaskan di sini, tidak betul penangkapan teroris ini rekayasa atau desain dari Densus 88. Pokoknya, dalam penanganan terorisme ini Polri selalu profesional. Tidak disetir oleh Amerika atau pihak manapun” kata Abubakar.

Selama ini ketidak-transparanan Polri terkait dana bantuan asing periode 2002-2007 (khususnya bantuan dari Amerika Serikat) terhadap penanganan terorisme ini, memang terus mendapatkan sorotan tajam dari anggota DPR. Sebab dinilai tidak ada keterbukaan mengenai pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan asing untuk masalah counter terrorism. (SELESAI)